“We all must
move from a greed economy
to a green economy”.
Sebuah
paparan ideologi yang sangat berkesan dan mendalam bagi kita yang bisa memahami
dan memaknai tentang keberlangsungan kehidupan kita di muka bumi ini. Sebuah
ideologi yang membuka mata hati bagi para pejuang kebenaran untuk mewujudkan
masyarakat madani yang adil dan makmur.
Judul
tersebut adalah tema paparan orasi ilmiah Bapak Presiden Republik Indonesia ke
6 dalam upacara dies natalies Universitas Negeri Semarang ke 51 di Semarang.
Melalui orasi ilmiah dengan tema tersebut, Bapak SBY menyampaikan pesan kepada
kita semua baik di Indonesia dan Dunia bahwa prinsip ekonomi yang telah ada
dari tahun abad 19, dengan prinsip ekonomi pasar secara tidak langsung dan kita
sadari berdampak pada adanya kerusakan alam dan peradaban manusia secara
simultan. Kerusakan laut, hutan, gunung, perkotaan, lingkungan yang sekarang
ini adalah sebuah wujud hasil dari kebebasan ekonomi yang hanya dengan
berprinsip pada pasar. Mereka para kapitalisme mengembangkan ekonomi
sebesar-besarnya tanpa memperdulikan keberlangsungan alam dan lingkungan bumi
kita sebagai warisan bagi anak cucu kita. Apabila prinsip ekonomi yang seperti itu tidak
dikendalikan dan dicegah, perlahan tapi pasti degradasi peradaban manusia, kerusakan
alam dan lingkungan di muka bumi ini tidak dapat dielakkan lagi. Apa yang akan
kita berikan untuk anak cucu kita sebagai pewaris peradaban di bumi ini.
“we all must
move from a greed economy
to a green economy”
Bapak
SBY mengajak kepada kita semua, kepada para pemangku kepentingan, pemerintah,
para pengusaha untuk mengideologikan prinsip green economy. Sebuah ideologi pembangunan ekonomi yang besar dan
berkelanjutan dengan tidak mengabaikan degradasi peradaban manusia dan kerusakan
alam dunia. Hanya dengan seperti itu, pertumbuhan ekonomi yang besar bisa
menghasilkan ekonomi yang hijau dan merata bagi seluruh umat manusia. Rasa adil
dan makmur sebagai bentuk nyata yang kita wariskan kepada anak cucu kita tanpa
adanya kerusakan peradaban manusia dan alam di dunia ini.
Semoga.
No comments:
Post a Comment