Tuesday 24 May 2016

Berikanlah Kebiasaan-Kebiasaan Yang Baik Untuk Membentuk Karakter Anak


Anak bagaikan cermin. Ya .. bagikan cermin interpretasi dari kedua orang tuanya. Serupa namun tidak sama. Begitu juga dengan kebiasaan-kebiasaan kita sebagai orang tuanya, akan mudah sekali ditirukan oleh anak-anak kita. Baik itu kebiasaan baik maupun kebiasaan buruk dari orang tuanya. Orang tua yang tidak pernah menggosok gigi pada waktu mau tidur, akan dilakukan hal yang sama oleh anaknya yang tidak akan pernah menggosok giginya pada waktu mau tidur. Orang tua yang hanya menyuruh saja anaknya untuk mengaji habis shalat magrib, maka anak tersebut tidak akan mengaji ketika orang tuanya lupa menyuruh mengaji.

Anak kecil yang dalam pertumbuhannya dapat diibaratkan seperti sebuah buku yang masih kosong. Dimana buku kosong ini akan ditulis oleh sang anak ketika berinteraksi dengan pikiran dan instingnya baik di lingkungan keluarganya sendiri maupun di lingkungan sekitar keluarganya. Respon sang anak terhadap aksi di keluarga dan lingkungan sekitar akan memberikan reaksi otak sang anak dalam membentuk kepribadian diri sang anak. Keluarga dan lingkungan yang positif tentunya memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan kepribadian anak yang baik, begitu pula sebaliknya.

Dalam sebuah penelitian telah dikemukakan bahwa, ‘Bila IQ seorang ibu 90, maka IQ anaknya akan disekitar 90 pula’. Dalam studi herediter dijelaskan bahwa secara biologis proses pemindahan sifat-sifat dasar atau karakteristik orang tua pada keturunannya adalah sebesar 80%, sedangkan 20% ditentukan karena lingkungannya. Hal ini dapat diartikan bahwa pembentuk kepribadian seorang anak akan sangat ditentukan oleh kualitas dari orang tuanya. Sedangkan sisanya adalah pengaruh dari lingkungannya baik keluarga, sekolah, masyarakat, dsb.

Penelitian diatas dapat memberikan gambaran kepada orang tua, secara dominan kepribadian seorang anak didominasi oleh orang tuanya. Baik dalam segi intelektualitas maupun karakternya. Intelektual dasar seorang anak adalah bersifat Ilahiah, artinya komposisi kualitas hardware intelektualitas seorang anak adalah anugerah dari Allah SWT yang berbeda-beda terhadap anak lainnya. Namun penguatan intelektualitas anak bisa dikembangkan dengan berbagai macam usaha seperti bersekolah.

Berbeda juga dengan karakter seorang anak, yang tidak bisa disamakan dengan intelektualitas anak. Karakter seorang anak akan terbentuk dengan sendirinya sesuai dengan apa yang telah dialami oleh anak tersebut. Baik kejadian positif maupun negatif. Terutama kejadian di lingkungan keluarganya. Mengapa demikian? Karena orang tua (Ibu dan Bapak) adalah seseorang yang menjadi idola bagi sang anak. Maka secara insting anak respect terhadap segala tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini diterima secara terus menerus oleh sang anak sampai anak tersebut dewasa.

Dengan berdasarkan psikologi perilaku anak tersebut. Kita sebagai orang tua hendaknya memberikan sebuah kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan dalam bertutur kata, dalam beretika, dalam pergaulan, dalam beragama, dalam pola berpikir, dan sebagainya. Anak tidak perlu diperintahpun akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Adalah tugas orang tua yang harus mengembangkan kepribadian diri yang berkualitas baik untuk menjadi teladan bagi anak yang menjadi kontribusi besar terhadap karakter anak.

Bagi kita sebagai orang tua, tetaplah terus belajar untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik. Belajar terhadap sesama maupun dalam sebuah komunitas yang baik. Memperdalam agama dan memperbanyak ilmu, budaya, wawasan, dan pengalaman yang baik dan bermanfaat. Buanglah kebiasaan-kebiasaan buruk di keluarga dan tampilkanlah kebiasaan-kebiasaan yang baik di hadapan anak. Insyaallah anak-anak kita akan menjadi anak yang mempunyai intelektualitas dan kepribadian yang baik.

Buah yang jatuh tidak akan pernah jauh dari pohonnya. (kecuali ada yang mencuri buahnya. Hehe..) Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment