Friday 10 June 2016

Muhasabah Berkurangnya Umur Kita


Setiap jatuh tempo tanggal kelahiran, saya gembira namun sedih, kawan-kawanku bergembira mengucapkan selamat milad dengan canda tawa mereka, menagih dan menunggu angpao atau traktiran makan-makannya begitu juga berpesta-pesta. Karena memang perkembangan budaya yang terus terdegradasi ini memaklumkan orang-orang bersenang-senang ketika ulang tahunnya. Sebuah budaya yang telah lahir akibat gaya hidup masyarakat yang berlebih-lebihan daripada tuntunan perilaku dan moral orang-orang dahulu.

Saya bergembira karena sampai saat ini masih diberikan umur yang panjang, kesehatan yang utuh, dan kebahagiaan dalam keluarga, karir, dan juga sahabat. Anugerah yang besar karena masih diberikan nafas hidup yang panjang untuk melakukan aktifitas-aktifitas dalam kebaikan dan keridhoannya. Sebagaimana hadist nabi: “Orang yang paling panjang umurnya dan baik amalannya” (Hadis Sahih Riwayat At Tirmidzi, Ahmad).

Namun disisi lain saya juga sedih, kontrak umurku juga semakin berkurang. Setiap detik, menit, bahkan jam yang dilalui semakin berkurang saja umur ini. Memperkecil peluang dalam kontrak umur yang panjang menjadi berkurang. Tubuh yang perkasa inipun sudah mulai renta. Ingatan yang tajam sudah mulai pudar. Kelincahan gerak pun sudah mulai layu. Dan yang dulu kelihatan muda pun sekarang sudah mulai tua.

Kesedihanku pun lebih besar lagi ketika mengingat-ingat amal sholeh perbuatanku. Apa yang sudah telah kulakukan dalam kebaikan dan ketaqwaan. Mengapa juga masih stagnan tanpa ada perubahan. Mengapa tidak ada peningkatan dari waktu-waktu sebelumnya. Tanpa disadari dan terus terlena. Bahkan ada sebuah ungkapan yang populer yaitu Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat”.

Kemarin adalah pelajaran, hari ini adalah perjuangan, dan hari esok adalah harapan. Dengan umur yang masih tersisa ini, marilah jadikan semua kejadian kemarin sebagai bahan muhasabah diri dan pelajaran bagi kita untuk melangkah menjadi lebih baik. Semangat dan tawadhu-lah untuk menjalani hari ini dalam mencapai keridhaan-Nya. Dan teruslah berdoa dan berusaha sungguh-sungguh akan harapan yang lebih cemerlang di hari esok.

Hanya dengan mengisi sisa umur yang masih diberikan untuk kita dengan kebaikan, keimanan, dan ketaqwaan. Hidup ini akan menjadi lebih berarti bagikan kita berjalan di padang pasir dengan membawa bekal makanan dan minuman yang lebih dari cukup.

Selalu dan teruslah berdoa: “Ya Allah, panjangkan umur kami, sehatkan badan kami, terangi hati kami, tetapkan iman kami, baikkan amalan kami, luaskan rezeki kami, dekatkan kami pada kebaikan, dan jauhkan kami dari kejahatan, kabulkan segala kebutuhan kami, baik dalam agama, dunia, maupun akhirat. Sesungguhnya Kau adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Semoga kita semua selalu dalam bimbingan dan keberkahan. 

No comments:

Post a Comment