Setiap
jatuh tempo tanggal kelahiran, saya gembira namun sedih, kawan-kawanku
bergembira mengucapkan selamat milad dengan canda tawa mereka, menagih dan menunggu
angpao atau traktiran makan-makannya begitu juga berpesta-pesta. Karena memang
perkembangan budaya yang terus terdegradasi ini memaklumkan orang-orang
bersenang-senang ketika ulang tahunnya. Sebuah budaya yang telah lahir akibat
gaya hidup masyarakat yang berlebih-lebihan daripada tuntunan perilaku dan
moral orang-orang dahulu.
Saya
bergembira karena sampai saat ini masih diberikan umur yang panjang, kesehatan
yang utuh, dan kebahagiaan dalam keluarga, karir, dan juga sahabat. Anugerah
yang besar karena masih diberikan nafas hidup yang panjang untuk melakukan
aktifitas-aktifitas dalam kebaikan dan keridhoannya. Sebagaimana hadist nabi: “Orang yang paling panjang umurnya dan
baik amalannya” (Hadis Sahih Riwayat At Tirmidzi, Ahmad).
Namun disisi lain saya juga sedih, kontrak
umurku juga semakin berkurang. Setiap detik, menit, bahkan jam yang dilalui
semakin berkurang saja umur ini. Memperkecil peluang dalam kontrak umur yang
panjang menjadi berkurang. Tubuh yang perkasa inipun sudah mulai renta. Ingatan
yang tajam sudah mulai pudar. Kelincahan gerak pun sudah mulai layu. Dan yang
dulu kelihatan muda pun sekarang sudah mulai tua.
Kesedihanku pun lebih besar lagi ketika
mengingat-ingat amal sholeh perbuatanku. Apa yang sudah telah kulakukan dalam
kebaikan dan ketaqwaan. Mengapa juga masih stagnan tanpa ada perubahan. Mengapa
tidak ada peningkatan dari waktu-waktu sebelumnya. Tanpa disadari dan terus
terlena. Bahkan ada sebuah ungkapan yang populer yaitu “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik
daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang
harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang
harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat”.
Kemarin adalah pelajaran, hari ini
adalah perjuangan, dan hari esok adalah harapan. Dengan umur yang masih tersisa
ini, marilah jadikan semua kejadian kemarin sebagai bahan muhasabah diri dan
pelajaran bagi kita untuk melangkah menjadi lebih baik. Semangat dan
tawadhu-lah untuk menjalani hari ini dalam mencapai keridhaan-Nya. Dan teruslah
berdoa dan berusaha sungguh-sungguh akan harapan yang lebih cemerlang di hari
esok.
Hanya dengan mengisi sisa umur yang
masih diberikan untuk kita dengan kebaikan, keimanan, dan ketaqwaan. Hidup ini akan
menjadi lebih berarti bagikan kita berjalan di padang pasir dengan membawa
bekal makanan dan minuman yang lebih dari cukup.
Selalu dan teruslah berdoa: “Ya Allah, panjangkan umur kami,
sehatkan badan kami, terangi hati kami, tetapkan iman kami, baikkan amalan
kami, luaskan rezeki kami, dekatkan kami pada kebaikan, dan jauhkan kami dari
kejahatan, kabulkan segala kebutuhan kami, baik dalam agama, dunia, maupun
akhirat. Sesungguhnya Kau adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Semoga kita semua selalu
dalam bimbingan dan keberkahan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada komentar untuk "Muhasabah Berkurangnya Umur Kita"
Post a Comment