Rasulullah
saw bersabda: “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik daripada
shalat shubuh dan isya, dan andaikan mereka mengetahui keutamaannya tentu
mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak-rangkak” (HR. Bukhori,
Muslim).
Menonton
film pendek ini, kita akan dibawa pada kisah persahabatan dalam cinta para
pejuang subuh dengan akting yang sangat elegan dan iringan musik yang sangat
menggetarkan jiwa dan hati. Film yang diperankan oleh pemeran utama yaitu
Angga, Ratih, dan Dodi ini diperankan bernuansa islami yang dapat dijadikan
contoh dan teladan bagi kita, khususnya untuk pemuda-pemudi yang beragama
islam.
Angga
adalah sahabat dekat nya Ratih, seorang wanita muslimah. Ratih menginginkan
putus dengan Angga, karena Angga tidak pernah melaksanakan shalat shubuh.
Dengan penuh keterpaksaan hubungan Angga dengan Ratih akhirnya putus, namun
tetap menjalin komunikasi dengan baik. Keadaan Angga semakin stress dengan
putusnya hubungan tersebut ditambah dengan keadaan Angga yang belum bekerja
sejak lulus kuliah 5 bulan yang lalu dengan tuntutan orang tuanya sudah tidak
bisa lagi menanggung keperluan hidupnya.
Dengan
keterpurukan tersebut, Angga menginginkan dibangunkan untuk shalat shubuh
dengan bantuan dari sahabatnya yaitu Dodi. Dengan penuh perjuangan Dodi
membangunkan si Angga, dari disiram dengan air sampai dengan di catut dengan
catutan jemuran. Angga pun akhirnya bangun dan sedikit demi sedikit mulai
bangun waktu shubuh dengan tepat waktu. Keberhasilan Angga ini disampaikan juga
kepada Ratih sahabatnya dulu.
Seiring
waktu, Angga harus pindah kos-kosan karena diterima bekerja di luar pulau Jawa
tanpa memberitahu kepada Ratih sahabatnya. Namun Angga titip surat kepada Dodi
untuk disampaikan kepada Ratih apabila Ratih mengunjungi ke kos-kosan nya
Angga. Hari berlalu, suatu hari Ratih mengunjungi kos-kosan nya Angga karena
sudah lama sekali tidak ada kabar darinya. Sampai di kos-kosan nya Angga, Ratih
pun kaget karena kos-kosanya Angga tinggal bersama wanita lain. Ratih pun pergi
dengan kekecewaan, namun di perjalanan ketemu dengan Dodi sabahatnya Angga. Si
Dodi menceritakan tentang Angga sahabatnya, Dia telah bekerja di luar pulau
jawa dan menitipkan surat untuk Ratih. Angga yang sekarang tinggal di kos-kosannya
Angga adalah orang lain dengan nama yang sama. Haha..
Ratih
sangat bahagia membaca surat dari Angga, sebuah pesan yang sangat menyentuh
hati bagi kita seorang muslim dan muslimah:
“Assalamualaikum,
Cintai, dulu Allah mempertemukan kita dengan cara yang indah, Aku ingat betapa
aku orang yang lalai dengan hidupku, kemudian Allah berikan hidayahnya lewat
kamu, lewat kata perpisahanmu, di setiap waktu yang aku sia-siakan aku , Ratih aku
yakin Dia akan mempertemukan kita lagi dengan cara yang indah, Saat itu aku
akan datang sebagai pria muslim yang siap untuk menjadi imam kamu. Dari Angga.”
Ada
pesan baik yang disampaikan dalam film tersebut, bagi kita yang berjuang
mencari keridhoaan-Nya dalam mengarungi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
warohmah.
Rasulullah
saw bersabda: “Seorang
laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya” (HR. Muslim).
Sebuah
film yang indah bukan... sebuah persahabatan cinta dan keromantisan yang menyentuh
hati dalam norma-norma keislaman. Semoga kita selalu dalam bimbingan-Nya dan dipertemukan
dengan orang-orang yang terbaik dari Allah SWT dalam menggapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Semoga..
Artikel keren lainnya:
Belum ada komentar untuk "Riviu Film Sebuah Cinta Pejuang Shubuh"
Post a Comment