Thursday 23 June 2016

Botol yang Sama dengan Isi yang Berbeda, Harga pun juga Berbeda


Sebotol minuman yang berisi dengan air putih hanya dihargai sekitar 3 ribuan. Namun berbeda jika botol tersebut, isinya dibuang dan diganti dengan madu tentunya harganya mungkin sekitar 20 ribuan. Begitu juga apabila isinya diganti lagi dengan sirup, tentu harganya juga berbeda pula. Walaupun dengan ukuran botol yang sama dan model yang sama, dengan isi yang berbeda-beda, harganya berbeda pula di hadapan pembelinya. Pembeli lebih memprioritaskan isinya daripada wadah botolnya.

Analogi di atas memberikan pengetahuan kepada kita, bahwa kita sebagai manusia yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk ciptaan-Nya, mempunyai wadah dengan bentuk dan model yang sama. Namun satu dengan yang lainnya akan memberikan harga yang berbeda-beda di hadapan Tuhan. Selayaknya analogi botol di atas, Tuhan pun akan menghargai kita dari isinya bukan hanya dari bentuk fisik dan modelnya. Itulah sebuah kebijaksanaan Tuhan yang Maha Adil.

Seseorang yang memiliki ilmu dan akhlak yang baik tentunya akan mempunyai kualitas harga yang tinggi dibanding seseorang yang sedikit ilmunya dan mempunyai akhlak yang kurang baik. Demikian juga seseorang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat akan berbeda kualitas harganya daripada seseorang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang lemah di hadapan Allah SWT.

Dalam surat Al-Hujurat:49, Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Ayat di atas dijelaskan bahwa orang yang paling mulia diantara manusia lainnya baik laki-laki maupun perempuan adalah orang yang paling bertaqwa. Bertaqwa artinya manusia yang beriman kepada Allah SWT serta menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi dari segala larangan-Nya. Orang yang beriman dan bertaqwa selalu mencerminkan akhlak dan kebajikan yang mulia bagi sesama dan alam sekitarnya. Akhlak yang selalu mengikuti dan meneladani akhlak yang mulia dari Rasulallah SAW di segala bidang di kehidupan sehari-hari dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

”Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ketimur dan kebarat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang-orang yang beriman kepada Allâh, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalnan (musafir), peminta-minta dan utuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji ketika berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan masa perang. Maka mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang benar-benar bertaqwa”(QS al-Baqarah [2]: 177).

Itulah yang membedakan nilai seseorang dengan manusia lainnya di hadapan Tuhan semesta alam. Bukan dinilai dari postur tubuh dan model pakaian serta materi yang dipunyainya. Semoga bermanfaat.

1 comment: