Sebagai seorang manusia, kita tidak akan pernah luput dari kesalahan dan lupa. Tanpa sadar, kita sering melakukan kesalahan-kesalahan yg menjauhkan kita dari Allah SWT. Dan sebagai seorang musilm, sudah selayaknya kita selalu melakukan #muhasabah diri. Apa yg sudah kita lakukan agar selalu dekat dgn Allah SWT? Seberapa besar usaha kita untuk meninggalkan kemaksiatan? Sejauh mana persiapan kita untuk menghadap Allah SWT di akhirat kelak?
Baginda #Rasulullah SAW mengingatkan, “Orang yg cerdas itu adalah orang yg senantiasa memperhatikan dirinya dan beramal untuk kepentingan setelah mati.” (HR at-Tirmidzi, al-Baihaqi dan Ibn Abi Syaibah) Menurut At-Tirmidzi, memperhatikan dirinya maknanya menghisab dirinya (muhasabah) di dunia sebelum dihisab oleh Allah SWT pada Hari Akhir nanti.
Karena di akhirat kelak, kita akan menjadi penanggungjawab atas perbuatan-perbuatan kita selama didunia, tanpa bisa diwakili atau mewakili orang lain. Sebagaimana ungkapan yg disampaikan oleh Imam Hasan Al Bashri rahimahullah. “Sesungguhnya seorang mukmin adalah penanggungjawab atas dirinnya, karena itu hendaklah ia senantiasa bermuhasabah diri kpd Allah SWT”.
Muhasabah adalah salah satu sarana tazkiyatunnafs (pensucian jiwa), sedang mensucikan jiwa adalah sebuah kewajiban yg tidak boleh ditinggalkan, maka muhasabahpun menjadi suatu keharusan bagi setiap muslim. Hal ini mengacu pada Firman Allah SWT berikut : “Wahai orang-orang yg beriman bertaqwalah kpd Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatiakn apa yg akan dipersiapkannya kelak dihadapan Allah, dan bertaqwalah kpd Allah sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yg kalian Kerjakan” (Al-Hasyr : 18)
Dengan muhasabah diri, seorang #Muslim akan dan menyadari betapa banyak dosa yg telah ia perbuat. Sehingga menjadi dorongan baginya, untuk terus meningkatkan ketaatan, bersegera melaksanakan perintah Allah, bersungguh-sungguh bertobat, dan bertekad kuat untuk meninggalkan kemaksiatan yg pernah ia lakukan.
Artikel keren lainnya:
Belum ada komentar untuk "Pentingnya Muhasabah"
Post a Comment