Kisah takkan selalu
sama. Episode per episode kehidupan terus berubah. Berganti dari satu keadaan
kepada keadaan yang lain. Berputar, berbolak-balik. Kadang maju, kadang mundur.
Kadang di atas, kadang di bawah. Seperti inilah kehidupan. Namun, satu hal yang
seharusnya menjadi pertahanan pada diri, yakni qalb yang selalu tenang dan
tetap teguh dalam kebenaran.
Detik
ini bahagia dengan apa yang diri miliki, detik berikutnya sedih karena kehilangannya.
Waktu ini memperoleh pencapaian indah dalam kehidupan. Waktu kemudian,
terjerembab dalam sebuah kendala, tidak jarang diri sebut sebagai sebuah
kegagalan.
Maka,
episode apapun yang tengah diri lalui pada masa ini, tenangkanlah qalb... “Dia-lah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan
kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al
Fath: 4)
Syaikh
Abdurrahman As-Si’dy rahimahullah berkata, “Allah mengabarkan tentang karunia-Nya
atas orang-orang yang beriman dengan diturunkan kepada hati mereka sakinah. Ia
adalah ketenangan dan keteguhan dalam kondisi terhimpit cobaan dan kesulitan
yang menggoyahkan hati, mengganggu pikiran dan melemahkan jiwa. Maka diantara
nikmat Allah atas orang-orang yang beriman dalam situasi ini adalah, Allah
meneguhkan dan menguatkan hati mereka, agar mereka senantiasa dapat menghadapi
kondisi ini dengan jiwa yang tenang dan hati yang teguh, sehingga mereka tetap
mampu menunaikan perintah Allah dalam kondisi sulit seperti ini pun. Maka
bertambahlah keimanan mereka, semakin sempurnalah keteguhan mereka.” (Taisir al Karim: 791).
Ya...
Ketenangan adalah karunia yang hanya Rabb berikan kepada insan-insan yang
beriman. Lalu... apa yang tengah terjadi saat diri tak miliki ketenangan?
Mungkin...
hati tengah lalai, dosa tengah merasuk melapisi hati sebagaimana seorang yang
berbuat dosa tengah keluar dari keimanannya.
Saudara syurgaku...
Diri
memohon diberi kekuatan dan Rabb berikan kesulitan agar diri kuat. Diri memohon
kebijaksanaan dan Rabb berikan masalah untuk diselesaikan. Maka bijaksana
datang berproses pada diri. Diri memohon kekayaan dan Rabb berikan bakat,
waktu, kesehatan dan peluang. Diri memohon keberanian dan Rabb berikan hambatan
untuk dilalui. Diri memohon rasa cinta dan Rabb menghadirkan insan-insan yang
tengah lemah untuk dikuatkan. Diri memohon kelebihan dan Rabb berikan jalan
untuk menemukannya.
Sejatinya... diri tidak
menerima apapun yang diri pinta. Akan
tetapi sejatinya diri telah menerima apa yang diri butuhkan. Maka tenangkanlah
qalb wahai diri... Tiada cinta terlewat dari skenario yang Rabb tuliskan untuk
diri. Semua akan terasa indah jika hati yang menerima adalah hati yang indah. "Maka
nikmat Rabbmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS Ar Rahman: 77).
Artikel keren lainnya:
Belum ada komentar untuk "Tenangkanlah Hati, Kisah Kita Takkan Selalu Sama"
Post a Comment